Moment yang dijelaskan oleh Naufal Badri pada perayaan ulang tahun Partai Gerindra menyoroti pentingnya memahami sejarah dan nilai-nilai budaya lokal. Melalui kisah tentang lagu Genjer-Genjer dan Sholawat Badar, Naufal mengajak untuk menyatukan dua aspek penting dari budaya Banyuwangi dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Penjelasan Naufal mengenai sejarah lagu Genjer-Genjer sebagai gambaran kondisi rakyat Banyuwangi di bawah pemerintahan Jepang, serta identitas politik yang terkait dengannya, menunjukkan kompleksitas budaya dan politik pada masa tersebut. Sementara itu, Sholawat Badar menjadi simbol perlawanan dan nilai-nilai keagamaan yang diabadikan dalam bentuk musik.
Upaya untuk menggabungkan kedua lagu ini sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan membangun kesadaran akan nilai-nilai historisnya merupakan langkah yang sangat tepat. Dengan memahami akar budaya dan sejarah di balik lagu-lagu tersebut, generasi muda dapat menghargai warisan budaya mereka serta menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk mempersatukan bangsa di tengah perbedaan.
Pentingnya melepaskan lagu-lagu tersebut dari konteks politik dan mengangkatnya sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya bangsa Indonesia menegaskan komitmen untuk membangun persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Inisiatif seperti ini juga dapat menjadi contoh bagi upaya lain dalam memperkuat kebersamaan dan kebangsaan di tingkat lokal maupun nasional.