BINETNEWS, Ratusan sopir kendaraan pengangkut logistik yang tergabung dalam Konfederasi Sopir Logistik Indonesia (KSLI) menggelar unjuk rasa besar-besaran di depan Kantor Bupati Banyuwangi sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan Over Dimensi Over Loading (Odol) yang baru-baru ini diumumkan oleh Dinas Perhubungan.
Aksi protes ini dimulai pada Senin pagi, 22 November, di mana ratusan truk yang memblokade Jalan Jenderal Ahmad Yani mengakibatkan jalan tersebut tidak dapat dilalui oleh kendaraan lain. Dalam unjuk rasa tersebut, koordinator aksi Slamet Barokah menegaskan penolakan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan supir pengangkut logistik.
Menurut Slamet Barokah, kebijakan Odol yang memfokuskan pada normalisasi kendaraan bermotor dengan ukuran logistik yang dinilai melebihi kapasitas angkutan atau overloading akan mengurangi jumlah angkutan yang dapat mereka bawa, sehingga berpotensi merugikan pengusaha logistik dan masyarakat umum yang mengandalkan pasokan dari kendaraan tersebut.
Ratusan truk yang terdiri dari truk fuso dan puluhan pick up diparkir berjajar sepanjang Jalan Ahmad Yani, dihiasi dengan atribut-atribut yang berisi penolakan dan kritik terhadap kebijakan pemerintah terkait Odol.
Sebagai langkah selanjutnya, para penanggung jawab aksi berencana untuk membawa aspirasi mereka langsung ke pemerintah pusat di Jakarta. Mereka akan menyampaikan keluhan mereka dan meminta agar kebijakan Odol ini ditinjau ulang untuk mempertimbangkan dampaknya yang luas terhadap sektor logistik dan masyarakat pengguna jasa angkutan.
