Di tengah kehidupan yang damai di Kabupaten Banyuwangi, terdapat ancaman yang mengganggu ketenteraman warga. Toko miras Banyu Urip di Dusun Laban Sukadi, Desa Laban Asem, Kecamatan Kabat, menjadi sumber ketidaknyamanan bagi masyarakat, khususnya pemuda di sekitarnya.
Perwakilan tokoh pemuda dari Kecamatan Kabat, Irwanto, memimpin aksi protes yang berani terhadap keberadaan toko miras tersebut. Mereka memilih tindakan nyata dengan membeli miras jenis arak dan kemudian menuangkannya di depan pintu toko sebagai bentuk keberatan yang tegas.
Keberadaan toko miras ini telah menjadi sorotan sejak awal, dengan masyarakat secara bulat menolak keberadaannya. Namun, toko tersebut tetap bertahan, bahkan menjual minuman memabukkan dengan harga yang sangat murah, memengaruhi pemuda, anak-anak, dan bahkan santri dari sekolah dan pondok pesantren di sekitarnya.
Tindakan protes Irwanto dan perwakilan pemuda Kabat tidak berhenti di situ. Mereka mendatangi Mapolsek Kabat dan menyerahkan sisa miras arak sebagai barang bukti untuk mengadukan masalah ini. Dengan langkah ini, mereka berharap agar pihak kepolisian dan pemerintah daerah Banyuwangi dapat segera bertindak tegas terhadap toko miras Banyu Urip.
Irwanto menegaskan bahwa keberadaan toko miras ini tidak hanya meresahkan, tetapi juga membawa dampak negatif yang besar bagi generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan. Mereka menginginkan lingkungan yang aman dan sehat untuk tumbuh dan berkembang, tanpa terpengaruh oleh adanya penjual miras yang tidak bertanggung jawab.
Dengan aksi protes mereka, Irwanto dan perwakilan pemuda Kabat memberikan contoh bahwa perlawanan terhadap ancaman terhadap kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Mereka berharap bahwa tindakan mereka dapat membawa perubahan positif dan mendorong tindakan tegas dari pihak berwenang untuk menyelesaikan masalah ini.
